Semarang – Pandemi global COVID-19 membuat para pengusaha kecil menengah (UKM) yang ada di Indonesia harus memutar otak untuk tetap bertahan. Salah satunya adalah Bengok Craft, pengrajin eceng gondok di Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Di tengah musim pandemi ini, Bengok Craft yang biasanya membuat kerajinan eceng gondok kini memproduksi masker untuk dijual kepada masyarakat.
Salah satu pengelola UKM Bengok Craft Astaria Eka Santi menceritakan bagaimana UKm yang dijalani bersama tim kini mengalihkan fokus produksi hingga tak sepenuhnya kepada produk kerajinan eceng gondok. Menurutnya, penurunan omset pasca menggelar sebuah pameran kerajinan di sebuah mal menjadi titik di mana ia harus memutar otak guna tetap menghidupi para pengrajin.
“Tanggal 16 Maret itu kita ikut sebuah pameran kerajinan. Tapi setelah pameran itu berlangsung, omset kita turun drastis. Akhirnya memutar otak, gimana caranya supaya tetap bisa produksi sesuatu,” ujar Astak, sapaan akrabnya.
Bicara soal keuntungan, jika pada situasi normal produk kerajinan eceng gondok di Bengok Craft menembus angka Rp20 hingga Rp30 juta rupiah per bulannya, namun setelah pandemi COVID-19 melanda, untuk menembus angka Rp 5 juta rupiah saja rasanya sangat sulit. Nah, berkaca pada kebutuhan masyarakat terhadap Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker, akhirnya Bengok Craft mengerahkan sebagian tenaga di Bengok Craft untuk memproduksi masker.
Sumber daya penjahit yang dimiliki Bengok Craft dialihfungsikan sebagai pembuat masker. Total ada delapan penjahit yang tenaganya ‘dialihfungskan’ untuk membuat masker. Proses pembuatan masker dimulai setelah bahan baku diserahkan pada penjahit dan melalui tahap diskusi model. Setelah para penjahit menyanggupi permintaan, barulah masker tersebut dibuat.
Astak juga menjamin secara spesifik, bahwa masker produksi Bengok Craft sangat higienis karena proses dari awal produksi hingga barang dikirim bisa ia pastikan sudah sesuai standar kebersihan mulai dari dicuci menggunakan deterjen dan antiseptik. Harga yang ditawarkan oleh Bengok Craft ini relatif murah. TemanBaik cukup merogoh kocek Rp.3000 saja untuk masker kain katun produksi Bengok Craft.
Dalam sehari sekitar 200 hingga 300 masker kreasi UKm Bengok Craft terjual. Distribusi masker dilakukan sampai ke beberapa wilayah seperti Tanggerang, Surabaya, hingga Kalimantan. Pendapatan dari penjualan masker tersebut kemudian digunakan untuk menyambung penghidupan para pengrajin di Bengok Craft.
TemanBaik bisa memesan masker kreasi Bengok Craft melalui beberapa kanal penjualan online, atau kamu bisa mampir ke akun instagram mereka @bengokcraft.
Dalam situasi pandemi seperti ini, Astak mewakili Bengok Craft berharap UKM yang terdampak harus tetap bertahan dengan membuat produk apapun yang dibutuhkan oleh masyarakat. Menurutnya, kolaborasi dengan berbagai pihak perlu dilakukan guna tetap mempertahankan keberadaan UKm yang sudah ada. Sejauh ini, yang dilakukan Bengok Craft dalam menghadapi situasi pandemi adalah dengan cara tetap berkarya mandiri dengan membuat inovasi produk yang dibutuhkan oleh masyarakat.
“Buat customernya, yuk beli produk UKM, kita saling support di tengah wabah ini. Kita saling bantu,” pungkasnya.
Pengrajin Eceng Gondok, Berdayakan Masyarakat
Sebelum pandemi global COVID-19 menerpa Indonesia, Bengok Craft adalah salah satu pengrajin eceng gondok yang produknya bisa kita jumpai di berbagai penjuru Nusantara. Astak menyebutkan, di beberapa gerai titip edar dari mulai Sumatera (Medan dan Palembang), Jakarta (Sarinah), Jawa Tengah (Semarang) produk kerajinan Bengok Craft bisa kamu jumpai.
Sebanyak 40 produk kerajinan dari eceng gondok tersedia mulai dari tas, sandal, sepatu, buku, keranjang, gantungan kunci, aneka vas, aneka dekorasi hingga sampul handphone. Harga yang ditawarkan pun beragam, mulai dari Rp.10.000 hingga jutaan rupiah, bergantung pada produk yang hendak dipesan atau dibeli. Misalnya karpet eceng gondok dengan diameter 2 meter, produk itu dibanderol Rp.650.000. Sedangkan beberapa produk furniture sederhana dijual mulai dari harga Rp.1.500.000.
Selain itu, konsep kerja yang diberlakukan adalah community development, yang mana kehadiran Bengok Craft dapat memberdayakan masyarakat di sekitar tempat tinggal mereka, yaitu di Desa Kesongo, Kabupaten Semarang. Total ada 15 pengrajin yang bahu-membahu membuat produk kerajinan dari eceng gondok.
Nah. Kamu tertarik membeli produk kerajinan seperti sandal atau tas dari eceng gondok, misalnya? Atau sedang mencari masker kain katun? Bengok Craft bisa jadi solusi untuk pencarianmu loh, TemanBaik.
Foto: instagram.com/bengokcraft
Artikel serupa telah tayang di https://www.beritabaik.id/read?editorialSlug=indonesia-baik&slug=1586659288196-pengrajin-eceng-gondok-di-semarang-banting-setir-bikin-masker